Jumat, 24 Maret 2017

Sang Narasumber Urban Farming (Seminar Peduli Sampah #IndonesiaBebasSampah2020)

Menjadi narasumber dalam sebuah seminar besar bukanlah hal mudah bagi setiap orang, apalagi makna seminar “besar” kali ini berbeda dari biasanya, seminar ini bukan hanya dihadiri oleh kalangan biasa melainkan dihadiri oleh para mahasiswa, sarjana, dan dosen dibeberapa perguruan tinggi terkemuka. “Seminar Peduli Sampah”, begitulah sang ketua panitia menetapkan judul seminar yang diadakan oleh Komunitas Sahabat Bumi.
                Pagi ini terasa berbeda, karena kami berada di kota Sidoarjo. Kota yang berada tidak jauh dari Surabaya, tempat diadakannya “Seminar Peduli Sampah”.
“Assalamu’alaikum..” salam kami ketika memasuki ruang keluarga Pak Fadli yang merupakan ketua cabang Sidoarjo. “Waalaikumsalam..” jawab seorang pria yang terlihat sedang menikmati paginya dengan menghisap sebatang rokok.  Agus Jember, begitulah orang-orang kerap menyebutnya. Beliau merupakan salah satu narasumber dari Seminar Peduli Sampah. Dan siapa sangka jika narasumber sebuah seminar kali ini merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta yang terkena Drop Out hingga ia memutuskan untuk mengakhiri masa kuliahnya. Inilah yang membuat saya tertarik untuk mengangkat kisah pria berusia 40 tahun tersebut dengan pertanian untuk tulisan saya kali ini.
Dengan beberapa guyonan untuk mencairkan suasana, kami menyambung pembicaraan. Mahasiswa DO jurusan teknik mesin tersebut memulai kehidupan barunya pada tahun 1997 dengan menjadi salah satu pengampu dari kegiatan Vokasional Skill kerajinan kayu di SMA Pomosda (Pondok Modern Sumber Daya At-Taqwa), beberapa produk yang dapat dihasilkan oleh para muridnya yaitu piring, gelas yang berbahan utama kayu. Namun setelah satu bulan menjadi pengampu, beliau mendapat tugas dari pimpinan Pomosda untuk beralih menekuni budidaya ternak dan lebih diutamakan pada budidaya padi. “Sangat di luar dugaan.. awalnya saya menekuni di bagian teknik trus harus beralih ke pertanian. Merupakan suatu yang sangat sulit. Tapi dengan pangestu dari Beliau (pimpinan Pomosda), saya mencoba untuk memulai hal baru tersebut” ucap beliau dengan suara lirih.
Beberapa keganjilan sempat ia rasakan, seperti kurangnya pengetahuan dalam bidang pertanian, namun tidak terhenti begitu saja, ia terus maju dengan mencari ilmu yang dapat diperoleh dari mencari referensi dan berbagi pengalaman dengan para petani. Dan hal tersebut dapat ia buktikan sekarang dengan menjadi narasumber Urban Farming dalam Seminar Peduli Sampah. “Asal dijalankan. Istiqomah dan tuma’ninah pasti bisa” itulah semangatnya dalam menjalani kehidupan barunya di pertanian. Setelah tiga tahun merasa enjoy dengan pertanian, ia terus menekuninya, bahkan bertukar ilmu dan sharing dengan beberapa insiyur. “Mbak Lutfi itu salah satunya. Dia merupakan juara nasional pencetus ani-ani. Materi yang disampaikan mampu mengurangi kerugian dengan cara menggali dari kognitif ke kuantitatif” tambah pak Agus.
Beberapa persiapan untuk menjadi narasumber seperti berkoordinasi dengan panitia, meng- update masalah pertanian beberapa waktu terakhir ini telah ia siapkan sebelumnya. “Kalau untuk kendala pertanian mungkin nanti menggunakan masalah sampah karena sampah itu edukasinya sulit. Padahal sudah ada bank sampah, tapi memang masih tetap kesulitan dalam menangani sampah”. Di persentasinya nanti, ia juga akan bekerjasama dengan komunitas Sahabat Bumi, dan Pak Philip sang pencetus FELITA (Fermentasi Limbah Rumah Tangga). Tak tertinggal akan dimunculkan juga pengetahuan tentang program tanaman sela yang juga merujuk pada Kemandirian Pangan yang merupakan program dari Pomosda.
“Lalu trik bapak untuk mempengaruhi para peserta seminar bagaimana?” tanya kami memecah keheningan yang sempat muncul. “Yang pasti dengan cara memotivasi bagaimana manfaat dari sampah. Selain itu menggunakan point sehat. Semua orang pastinya ingin sehat” jawabnya melanjut wawancara. Pria asal Jember tersebut berharap dengan adanya seminar ini, masyarakat bisa sadar untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya. Selain itu akan terduplikasi dari adanya edukasi atau pembelajaran tersebut kepada khalayak.
“Terimakasih, Pak sudah berbagi beberapa pengalaman” pungkas kami menutup sesi wawancara kali ini. Waktu sudah menunjukkan jam 08.55 WIB, segera Pak Agus dan kami harus bersiap untuk mengikuti Seminar Peduli Sampah yang diadakan di Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya. “Oke.. sampai berjumpa nanti di seminar” jawab Pak Agus diiringi dengan sunggingan di kedua sudut bibir.
Jalanan pagi ini ramai lancar, begitulah kota Surabaya menjelang siang. Padahal hari ini merupakan weekend, beruntungnya kami tidak merasakan kemacetan yang membosankan. “Ayo turun.. kita sudah sampai” ajak Frita. Parkiran terlihat cukup penuh, namun di luar tidak ramai pula. Sudah dapat dipastikan bahwa seminar sudah dimulai.
Benar saja, saat kami duduk diantara para peserta seminar terlihat seorang pria tinggi berkulit putih sedang menjelaskan materi FELITA. Philip Latief, seorang ahli mikrobakteria merupakan salah satu narasumber selain Pak Agus pada seminar Peduli Sampah yang merupakan pencetus FELITA. Cukup karismatik dan pembawaannya sangat meyakinkan para peserta seminar, itulah penilaian pertama saya melihatnya menyampaikan materi.
Setelah penjelasan dari pak Philip, kemudian dilanjut oleh Pak Agus. Tidak jauh berbeda dari pak Philip, ia menjelaskan dengan baik dan sangat santai.
Di sela persentasi dari Pak Agus. Saya mencoba menggali beberapa informasi dari panitia dan peserta seminar. “Cukup bagus kok persentasi dari kedua narasumber. Sangat nyambung lah inti dan tujuannya. Ingin Indonesia bebas sampah dan dapat mengolah sampah. Seminar ini tentunya sangat berguna untuk kedepannya”, komentar satu peserta seminar mengakhiri hasil tulisan saya kali ini. Sangsalah at berguna dan bermanfaat untuk diduplikasikan kepada beberapa teman saya nantinya, sama seperti hasil yang diinginkan oleh Pak Agus. Dapat terduplikasi dari edukasi.      


                

2 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html